Untuk meningkatkan kendali atas pasokan bahan baku dan penjualan, perusahaan menempuh strategi integrasi vertikal dengan cara akuisisi dan melakukan pembelian saham di perusahaan distributor atau pemasok tersebut. Contoh integrasi vertikal adalah sebuah perusahaan manufaktur mengakuisisi distributor atau pemasok bahan baku. Integrasi vertikal secara umum terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
Integrasi vertikal ke belakang (backward vertical integration)
Dalam kondisi ini perusahaan memperluas bisnis dengan cara masuk ke pasar hulu untuk mengamankan pasokan. Contoh integrasi vertikal ke belakang adalah perusahaan minyak goreng mendirikan anak perusahaan minyak kelapa sawit mentah. Ada juga contoh lainnya perusahaan mobil mengambialih perusahaan ban untuk mengamankan kegiatan produksi mobil.
Integrasi vertikal ke depan (forward vertical integration)
Integrasi vertikal ke depan adalah kebalikan dari integrasi ke belakang. Perusahaan memperluas bisnis dengan cara ke pasar hilir dengan mengamankan distribusi penjualan contohnya, produsen mobil mengambil alih sebuah distributor mobil untuk penjualan secara langsung ke tangan pelanggan lewat distributor tersebut.
Keuntungan dari strategi integrasi vertikal diantaranya dapat mengurangi biaya produksi, meningkatkan efisiensi, dan mengamankan rantai pasokan. Di sisi lain terdapat kelemahan pula diantaranya biaya investasi yang tinggi namun untuk jangka panjang, selain itu juga bisa terjadi kendala dalam meningkatkan fokus bisnis utama karena pengelolaan perusahaan jadi lebih kompleks.
****