Apa Itu Debt Service Coverage Ratio (DSCR) Dan Bagaimana Cara Menghitungnya


Debt Service Coverage Ratio atau DSCR adalah rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban utang dari arus kas operasional. DSCR sering digunakan oleh pemberi pinjaman, seperti bank atau institusi keuangan, investor untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki arus kas yang cukup dalam memenuhi kewajibannya dan mengevaluasi risiko kredit ketika memberikan pinjaman. DSCR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

DSCR = Pendapatan operasional bersih / Total layanan utang
*Pendapatan operasional bersih = Laba kotor – Biaya operasional
*Total utang = Pembayaran bunga + Pembayaran pokok

Net Operating Income diperoleh dari pendapatan bersih operasional yang tersedia setelah dikurangi biaya operasional (tidak termasuk biaya bunga dan pajak). Sedangkan total layanan hutang diperoleh dari total pembayaran utang yang harus dibayar dalam periode tertentu, termasuk pembayaran pokok dan bunga.

DSCR yang sehat biasanya berada di atas 1,2 sampai dengan 1,5 tergantung pada masing-masing industri dan tingkat risiko peminjam. Jika DSCR diatas 1 artinya perusahaan tersebut memiliki pendapatan yang cukup untuk menutupi pembayaran utang. Contoh, DSCR 1,5 berarti pendapatan bersih adalah 150% dari kewajiban utang, yang menunjukkan kemampuan yang sehat untuk membayar utang. Jika hasilnya DSCR 1 berarti pendapatan bersih hanya cukup untuk menutupi kewajiban utang. Ini menunjukkan situasi yang seimbang, tetapi tidak memberikan margin keamanan jika terjadi penurunan pendapatan. Sedangkan jika DSCR dibawah 1 ini berarti pendapatan bersih tidak cukup untuk menutupi kewajiban utang. Misalkan hasil DSCR 0,9 berarti hanya 90% dari total kewajiban utang yang dapat ditutupi oleh pendapatan bersih, yang menunjukkan risiko bahwa perusahaan mungkin gagal membayar utangnya.

Rasio DSCR umumnya digunakan oleh analyst dalam rangka aksi sebelum memutuskan investasi maupun pemberian pinjaman, seperti dibawah ini:

Penilaian Kredit
DSCR adalah salah satu indikator utama yang digunakan pemberi pinjaman untuk menentukan apakah peminjam memiliki kemampuan untuk melunasi pinjaman. Rasio yang lebih tinggi biasanya berarti risiko gagal bayar lebih rendah.

Perencanaan Keuangan
Bagi perusahaan, DSCR membantu mengukur kesehatan finansial terkait dengan kewajiban utang, dan membantu dalam pengambilan keputusan keuangan jangka panjang.

Manajemen Risiko
DSCR memberikan gambaran apakah perusahaan memiliki kapasitas untuk menghadapi fluktuasi pendapatan atau peningkatan biaya bunga dalam situasi ekonomi yang tidak stabil.

Contoh Kasus
Jika sebuah perusahaan memiliki pendapatan operasional bersih sebesar Rp1.400.000.000 dan kewajiban pembayaran utang (pokok dan bunga) sebesar Rp240.000.000 per tahun, maka:

DSCR = 1.400.000.000 / 240.000.000 = 5,8

Dengan DSCR 5,8 perusahaan ini dianggap mampu memenuhi kewajiban utangnya dengan pendapatan bersih yang tersedia. DSCR yang sehat biasanya berada di atas 1,2–1,5 tergantung pada industri dan tingkat risiko peminjam.

****