Saham undervalued adalah saham yang diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya atau nilai wajarnya. Artinya, jika berdasarkan analisis fundamental atau nilai sebenarnya tidak sama dengan harga saham di pasar, maka saham tersebut masuk dalam kategori undervalued. Analisis fundamental bersumber dari penilaian berdasarkan hasil laporan keuangan, prospek bisnis, dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa depan.
Pakar keuangan di bidang pasar modal Peter Lynch berpendapat bahwa saham undervalued adalah saham yang harganya tidak mencerminkan potensi pertumbuhan dan pendapatan perusahaan di masa depan. Lynch percaya bahwa saham undervalued sering kali muncul di sektor yang tidak populer atau diabaikan investor. Menurutnya alasan mengapa saham bisa undervalued disebabkan karena penurunan kinerja perusahaan dalam periode tertentu, meskipun bersifat sementara, dan dapat menyebabkan harga saham anjlok. Menurut pakar lainnya yaitu Benjamin Graham bahwa saham undervalued disebabkan karena manajemen yang kurang transparan. Jika manajemen perusahaan tidak transparan atau komunikatif dalam menyampaikan informasi ke publik, investor mungkin akan menghindari saham tersebut, menyebabkan harga saham undervalued.
Warren Buffett berpendapat secara faktor psikologis dan emosional dapat mempengaruhi saham undervalued dimana secara psikologis dan emosional yaitu ketakutan dan keserakahan sering kali mempengaruhi keputusan investor. Penjualan panik saat pasar turun dapat membuat saham berkualitas tinggi menjadi undervalued.
Untuk mengidentifikasi saham undervalued dilakukan analisis secara fundamental yaitu dengan melihat laporan keuangan, utang, arus kas, dan kinerja manajemen. Selain itu rasio yang digunakan biasanya menghitung Price to Earnings Ratio (P/E Ratio) dengan membandingkan dengan rata-rata industri, Price to Book Value (P/B Ratio), dan Discounted Cash Flow (DCF) dengan perhitungan nilai intrinsik berdasarkan arus kas masa depan.
Selain itu faktor lain yang menyebabkan saham undervalued diantaranya sebagai berikut:
Faktor Sentimen Pasar Negatif
Seperti berita negatif, rumor, atau kondisi makroekonomi yang kurang baik bisa membuat saham perusahaan dijual secara berlebihan (oversold), meskipun fundamental perusahaan masih kuat.
Kinerja Keuangan yang Buruk
Faktor penurunan laba sementara atau masalah operasional jangka pendek bisa menekan harga saham, meskipun prospek jangka panjang perusahaan masih baik.
Kurangnya Perhatian Investor
Beberapa saham, terutama dari perusahaan kecil (small-cap), sering kali diabaikan oleh analis dan investor, sehingga saham tersebut diperdagangkan di bawah nilai wajarnya.
Ketidakefisienan Pasar
Pasar saham tidak selalu efisien dalam mencerminkan nilai intrinsik saham. Informasi yang terlambat atau salah interpretasi bisa menyebabkan saham undervalued.
Krisis atau Ketidakpastian Ekonomi
Dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu atau resesi, banyak saham dijual secara masif tanpa memandang fundamentalnya, sehingga menciptakan peluang saham undervalued.
Manajemen yang Kurang Komunikatif
Manajemen yang jarang memberikan informasi yang jelas tentang kinerja dan strategi perusahaan dapat membuat investor kehilangan kepercayaan.
****