Menilai & Menghitung Rasio Solvabilitas




Saat Anda ingin menilai bagaimana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban utang jangka panjangnya diperlukan perhitungan rasio solvabilitas. Rasio solvabilitas membantu mengukur kesehatan keuangan dengan menunjukkan seberapa baik perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio ini berbeda dari rasio likuiditas, yang berfokus pada utang jangka pendek. Dengan melihat rasio solvabilitas, setidaknya Anda mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang stabilitas keuangan jangka panjang perusahaan.

Salah satu rasio solvabilitas yang umum digunakan adalah rasio utang terhadap ekuitas (Debt-to-Equity Ratio). Rasio ini membandingkan total utang dengan total ekuitas dan membantu menentukan apakah perusahaan lebih bergantung pada utang atau ekuitas untuk membiayai asetnya. Rasio yang tinggi dapat menunjukkan risiko keuangan yang lebih tinggi.

Rasio solvabilitas penting lainnya adalah rasio utang terhadap aset (Debt-to-Assets Ratio). Rasio ini menunjukkan persentase aset yang dibiayai oleh utang. Rasio yang lebih rendah menunjukkan stabilitas keuangan yang lebih baik. Lebih sedikit utang berarti lebih sedikit tekanan keuangan perusahaan.

Jenis-Jenis Rasio Solvabilitas
  1. Rasio Utang terhadap Aset (Debt-to-Assets Ratio)
  2. Rasio Utang terhadap Ekuitas (Debt-to-Equity Ratio)
  3. Rasio Cakupan Bunga (Interest Coverage Ratio)
  4. Rasio Ekuitas (Equity Ratio)
  5. Rasio Utang terhadap Aset (Debt-to-Assets Ratio)
Rasio ini menunjukkan seberapa besar persentase aset perusahaan yang dibiayai oleh utang. Sekaligus menunjukan bahwa sebagian besar aset perusahaan dibiayai oleh ekuitas, bukan utang. Rasio yang lebih rendah berarti ketergantungan pada utang lebih kecil. Idealnya, Debt to Asset Ratio (DAR) berada di bawah 35%. DAR dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Debt-to-Assets Ratio = Total Utang / Total Aset X 100%​

Rasio Utang terhadap Ekuitas (Debt-to-Equity Ratio)
Debt-to-Equity Ratio (DER) digunakan untuk mengukur atau membandingkan total utang dengan ekuitas pemegang saham. Dari perhitungan DER maka akan terlihat seberapa besar tingkat ketergantungan perusahaan pada utang dibandingkan dengan ekuitas atau modal pemegang saham. Rasio yang tinggi menunjukkan tingkat leverage yang lebih besar, yang dapat meningkatkan risiko keuangan.

Debt-to-Equity Ratio = Total Utang / Total Ekuitas
Idealnya, Debt to Equity Ratio (DER) yang baik adalah di bawah 1 (100%) Perusahaan dianggap lebih sehat karena lebih mengandalkan modal sendiri untuk pendanaan. Perusahaan yang memiliki DER di atas 2 atau 200% mungkin lebih bergantung pada utang, yang bisa menjadi indikasi risiko yang lebih tinggi, terutama jika DER sangat tinggi. Namun, ada industri tertentu yang mungkin memiliki DER yang lebih tinggi secara normal. Jika rasio 1:1 menunjukkan keseimbangan antara utang dan modal sendiri.

Rasio Cakupan Bunga (Interest Coverage Ratio)
Interest coverage ratio mengukur bagaimana kemampuan perusahaan dalam membayar bunga utang dari laba operasionalnya. Rasio yang lebih tinggi menunjukkan kemampuan yang lebih baik untuk menutup pembayaran bunga.

Interest Coverage Ratio = Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) / Beban Bunga

Rasio Ekuitas (Equity Ratio)
Rasio ini menunjukkan proporsi aset yang dibiayai oleh ekuitas pemegang saham. Rasio ekuitas yang tinggi menunjukkan stabilitas keuangan yang lebih baik. Rasio ekuitas yang ideal umumnya dianggap berada di kisaran 0,5 (50%) atau lebih tinggi.

Rasio Ekuitas = Total Ekuitas / Total Aset

Pentingnya Rasio Solvabilitas
Bagi kreditur dan investor rasio ini membantu menilai risiko pemberian pinjaman atau investasi pada perusahaan. Perusahaan menggunakan rasio ini untuk mengevaluasi struktur modal dan membuat keputusan terkait pinjaman atau penggalangan ekuitas. Rasio solvabilitas merupakan indikator penting untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban utang jangka panjangnya, mencerminkan stabilitas dan kesehatan keuangan.

****