10 Negara ini Pengekspor Terbesar Batu Bara Indonesia, Nomor 1 dari India

 


Batu bara merupakan sumber energi fosil yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang mengendap dan mengalami proses alami selama jutaan tahun di bawah tekanan dan suhu tinggi di dalam kerak bumi. Batu bara bersumber dari zat karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sedikit sulfur. Batu bara digunakan untuk berbagai macam kegiatan diantaranya Pembangkit listrik (PLTU), bahan bakar industri seperti semen dan baja, serta bahan baku produk kimia seperti amonia dan metanol.

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil batubara terbesar di dunia. Beberapa kawasan provinsi penghasil batubara terbesar diantaranya Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Aceh Barat, Sumatera Selatan, Papua, dan Sumatera Barat. Industri batu bara Indonesia sebagian besar berlokasi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, tempat sebagian besar tambang batu bara berada. Dengan mengekspor berbagai macam produk batu bara, seperti briket batu bara, batu bara termal, dan batu bara bitumen. Terbesar  batubara yang diekspor merupakan jenis termal. Ada berbagai jenis - jenis batu bara diantaranya sebagai berikut:

Batu bara Termal
Jenis ini banyak digunakan pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) untuk menghasilkan listrik. Bentuk fisiknya berwarna hitam hingga hitam kecokelatan, lunak, dan seringkali mengandung kadar air tinggi. Batu bara jenis termal banyak digunakan dalam pembangkitan listrik karena kandungan energinya tinggi dan biaya rendah.

Batubara Kokas (Batubara Metalurgi)
Digunakan terutama dalam produksi baja sebagai komponen utama dalam kokas tanur tinggi. Bentuknya keras, padat, dan berwarna hitam mengkilat dengan kandungan sulfur dan fosfor rendah. Dikenal karena kemampuannya menahan panas tinggi, dan banyak digunakan untuk pemurnian logam.

Batubara Antrasit
Batu bara jenis ini memiliki kandungan karbon tertinggi dan paling sedikit kotoran. Bentuk fisiknya keras dan mengkilat, warna hitam dengan kadar air rendah dan kepadatan tinggi. Digunakan untuk pemanas, sistem penyaringan, dan aplikasi industri karena kadar nilai panasnya yang tinggi dan pembakaran yang bersih.

Batubara Sub-bituminous
Jenis batu bara perpaduan antara lignit dan batu bara bitumen, digunakan pada pembangkit listrik. Bentuknya warna hitam kecoklatan, lebih lunak dan lebih rapuh dibandingkan kualitas yang lebih tinggi. Kandungan sulfur yang lebih rendah, sehingga digunakan untuk pembangkit listrik yang berfokus pada pengurangan emisi.

Lignite (Batubara Coklat)
Tingkat batu bara terendah, dengan kandungan rendah karbon, sebagian besar digunakan untuk pembangkitan listrik. Bentuk fisik berwarna coklat, lunak, dan rapuh dengan kadar air tinggi. Jenis ini kurang efisien dibandingkan dengan mutu yang lebih tinggi, tetapi cadangannya melimpah dan digunakan di kawasan dekat tambang untuk pembangkit listrik lokal penghasil lignite di Indonesia.

Pada tahun 2023 Indonesia mengekspor batu baru ke beberapa negara, terbesar adalah India dengan nilai $7,25 miliar diikuti oleh Tiongkok dan Jepang. Menurut data yang dirilis Tradeimex menyebutkan bahwa 10 negara teratas tempat Indonesia mengekspor batu bara pada tahun 2023 meliputi:
  1. India: $7,25 miliar (21%)
  2. Tiongkok: $6,97 miliar (20,2%)
  3. Jepang: $4,76 miliar (13,8%)
  4. Filipina: $3,38 miliar (9,8%)
  5. Malaysia: $2,74 miliar (7,9)
  6. Korea Selatan: $2,23 miliar (6,5%)
  7. Taiwan: $2,09 miliar (6,1%)
  8. Vietnam : $1,50 miliar (4,3%)
  9. Bangladesh: $1,06 miliar (3,1%)
  10. Thailand: $862,72 juta (2,5%)


Pada bulan Juli 2024, nilai ekspor batu bara Indonesia tercatat sebesar US$2,49 miliar, turun 0,07% secara bulanan dan 2,49% secara tahunan. Penurunan ekspor batu bara Indonesia dalam periode tersebut disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya penurunan volume dan harga, penurunan permintaan dari negara tujuan ekspor, seperti Tiongkok yang memasuki musim panas dan kondisi oversupply pasar global thermal seaborne coal yang berlanjut hingga 2024. Di sisi lain, produksi batu bara Indonesia pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 780 juta-830 juta ton.


****